Saturday, December 30, 2017

FI2151 BIOFISIKA (Dr. SITI NURUL KHOTIMAH, M.Sc.)


           Ketika mahasiswa dihadapkan pada berbagai pilihan mata kuliah, tidak sedikit yang mengalami kebimbangan dalam menentukan matkul mana yang akan diambil. Hal ini kerap terjadi pada mata kuliah pilihan terarah. Erat kaitannya dengan sistem perkuliahan di ITB yakni pada tahun pertama, semua mata kuliah telah diatur sedemikian rupa untuk masing – masing fakultas. Kemudian, gejolak kebimbangan mulai timbul pada tahun kedua yakni ketika mahasiswa TPB (Tahap Persiapan Bersama) ITB berjalan ke arah jurusannya masing – masing baik jurusan yang sesuai dengan pilihan utamanya maupun jurusan yang sebenarnya bukan pilihan utamanya (hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa yang bersangkutan memiliki beberapa aspek yang tidak memenuhi).
                Kembali pada kenyataan bahwa hidup itu adalah pilihan. Saya ingin membuka sedikit kisah manis mengenai matkul Biofisika yang tentunya ada pada prodi Fisika ITB. Mengapa Biofisika? Pada awalnya saya memang tertarik pada KK (Kelompok Keahlian) Fisika Nukir dan Biofisika. Untuk bergabung ke dalam KK itu (semoga saya tidak berubah pikiran), maka saya berpikir bahwa matkul Biofisika perlu saya ambil pada semester 3. Perlahan, jendela Biofisika terbelalak dan saya menemukan berbagai hal menarik di dalamnya.
                Coba kita mengintip materi pertama mengenai Konduksi Impuls dalam Sistem Saraf. Salah dua yang dibahas yakni aplikasi hukum Kirchhoff pada segmen akson, serta model Hodgkin-Huxley untuk arus membran. Selain itu, dibahas pula mengenai distribusi muatan sel saraf pada keadaan resting melalui perhitungan Fisika. Setelah itu, waktunya mencicipi materi kedua yakni mengenai Aspek Fisis Sistem Kardiovaskular. Dapat ditemui bahasan mengenai aliran darah pada manusia seperti yang biasanya telah dipelajari pada jenjang sekolah menengah. Karena dalam dunia Fisika, maka tentu kita akan bertemu lagi dengan berbagai rumus seperti dalam mekanika fluida, yakni persamaan Bernoulli, persamaan Poiseuille, serta adapula perhitungan dalam mekanika jantung sehingga kita dapat memperkirakan kerja yang dilakukan oleh jantung. Materi ketiga mengenai Perubahan Fisis dalam Otot beserta sedikit perhitungannya berdasarkan ilmu Fisika. Selanjutnya menyentuh materi keempat yakni Aspek Fisis Paru – Paru dan Sistem Pernapasan. Tentunya lebih-kurang meliputi materi pengulangan sewaktu di bangku sekolah menengah terkait sistem respirasi manusia beserta imbuhan cara pandang Fisika dalam perhitungannya.
                Itu tadi adalah materi yang dihabiskan untuk jatah pada pertengahan semester 3 pertama. Kemudian dilanjutkan pada setengah bagian terakhir dari semester 3 yang diawali dengan materi kelima mengenai Aspek Fisis Mata dan Penglihatan. Perhitungannya tidak jauh berbeda bahkan dapat dikatakan setara dengan apa yang seharusnya sudah dipelajari dalam mata pelajaran Fisika jenjang sekolah menengah. Belum selesai, materi tadi mungkin agak sedikit membosankan ketimbang materi berikutnya yakni Radiobiologi. Lho, mana Fisika-nya? Bila ditinjau dari namanya, Radiobiology merupakan kependekan dari Radiation Physics and Biology. Lagi – lagi bahasan Biologi ini diikutcampuri oleh sedikit perhitungan dalam konsep Fisika. Setelah itu, giliran materi ketujuh yakni Radioaktivitas dan Tracer yang membahas tentang peluruhan radioaktif dan waktu paro, penentuan volum dengan metoda pengenceran, serta disinggung pula terkait kinetika tracer dalam sel tanaman untuk menentukan fluks dalam kesetimbangan walaupun dalam kuliah ini yang digunakan adalah ‘two-compartment model’. Lalu, sepertinya materi berikut dapat dikatakan sebagai materi terakhir yaitu mengenai Aspek Fisis Telinga dan Pendengaran yang bahasannya meliputi cepat rambat suara, intensitas suara, level intensitas, anatomi telinga, dan proses hantaran bunyi. Semua itu lekat dengan berbagai perhitungan dalam konsep Fisika. Namun jangan khawatir karena materi ini sebenarnya tidak lagi asing setelah kita mempelajarinya di bangku sekolah menengah. Sebetulnya ada materi kesembilan yakni Molekul dan Sel yang tidak dibahas secara mendalam dan tidak diikutsertakan sebagai bahan pada ujian.
                Sekarang, perkenalkan dosen Biofisika yang pernah mengajar saya, yaitu Dr. Siti Nurul Khotimah, M.Sc. yang akrab dipanggil bu Siti oleh mahasiswanya. Bu Siti memiliki jabatan fungsional sebagai Lektor Kepala di Fakultas MIPA ITB. Pendidikan yang telah ditempuhnya selama di bangku kuliah yakni Sarjana dari Institut Teknologi Bandung (1985); Magister dari University of Tasmania, Australia (1992); dan Doctor dari Institut Teknologi Bandung (2005). Jenjang kariernya yakni sebagai pengajar pada Departemen Fisika, ITB (1986 – kini), Dewan Editor Kontribusi Fisika Indonesia/KFI (1995 – 2001), Dewan Editor Indonesian Journal of Physics/IJP (2002 – kini), bendahara pada Departemen Fisika (2003 – 2005), serta Kaprodi Magister Pengajaran Fisika.
                Demikianlah sedikit rasa yang dapat saya bagikan untuk pembaca. Selebihnya, kembali lagi pada pilihan teman – teman yang mungkin tertarik untuk mengambil mata kuliah Biofisika. Kamu akan merasakan sendiri rasa yang kamu dapatkan dan mengemasnya dengan caramu, karena belajar itu beraneka rasa.
Semangaaaatttt!


Penulis: Patricia Padma (FI16)
Share:

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment