Ketika mahasiswa dihadapkan pada
berbagai pilihan mata kuliah, tidak sedikit yang mengalami kebimbangan dalam
menentukan matkul mana yang akan diambil. Hal ini kerap terjadi pada mata
kuliah pilihan terarah. Erat kaitannya dengan sistem perkuliahan di ITB yakni
pada tahun pertama, semua mata kuliah telah diatur sedemikian rupa untuk masing
– masing fakultas. Kemudian, gejolak kebimbangan mulai timbul pada tahun kedua
yakni ketika mahasiswa TPB (Tahap Persiapan Bersama) ITB berjalan ke arah
jurusannya masing – masing baik jurusan yang sesuai dengan pilihan utamanya
maupun jurusan yang sebenarnya bukan pilihan utamanya (hal ini mungkin terjadi
karena mahasiswa yang bersangkutan memiliki beberapa aspek yang tidak memenuhi).
Kembali
pada kenyataan bahwa hidup itu adalah pilihan. Saya ingin membuka sedikit kisah
manis mengenai matkul Biofisika yang tentunya ada pada prodi Fisika ITB. Mengapa
Biofisika? Pada awalnya saya memang tertarik pada KK (Kelompok Keahlian) Fisika
Nukir dan Biofisika. Untuk bergabung ke dalam KK itu (semoga saya tidak berubah
pikiran), maka saya berpikir bahwa matkul Biofisika perlu saya ambil pada
semester 3. Perlahan, jendela Biofisika terbelalak dan saya menemukan berbagai
hal menarik di dalamnya.
Coba
kita mengintip materi pertama mengenai Konduksi Impuls dalam Sistem Saraf. Salah
dua yang dibahas yakni aplikasi hukum Kirchhoff pada segmen akson, serta model
Hodgkin-Huxley untuk arus membran. Selain itu, dibahas pula mengenai distribusi
muatan sel saraf pada keadaan resting melalui perhitungan Fisika. Setelah itu,
waktunya mencicipi materi kedua yakni mengenai Aspek Fisis Sistem
Kardiovaskular. Dapat ditemui bahasan mengenai aliran darah pada manusia seperti
yang biasanya telah dipelajari pada jenjang sekolah menengah. Karena dalam
dunia Fisika, maka tentu kita akan bertemu lagi dengan berbagai rumus seperti dalam
mekanika fluida, yakni persamaan Bernoulli, persamaan Poiseuille, serta adapula
perhitungan dalam mekanika jantung sehingga kita dapat memperkirakan kerja yang
dilakukan oleh jantung. Materi ketiga mengenai Perubahan Fisis dalam Otot beserta
sedikit perhitungannya berdasarkan ilmu Fisika. Selanjutnya menyentuh materi keempat
yakni Aspek Fisis Paru – Paru dan Sistem Pernapasan. Tentunya lebih-kurang meliputi
materi pengulangan sewaktu di bangku sekolah menengah terkait sistem respirasi
manusia beserta imbuhan cara pandang Fisika dalam perhitungannya.
Itu
tadi adalah materi yang dihabiskan untuk jatah pada pertengahan semester 3
pertama. Kemudian dilanjutkan pada setengah bagian terakhir dari semester 3
yang diawali dengan materi kelima mengenai Aspek Fisis Mata dan Penglihatan. Perhitungannya
tidak jauh berbeda bahkan dapat dikatakan setara dengan apa yang seharusnya
sudah dipelajari dalam mata pelajaran Fisika jenjang sekolah menengah. Belum
selesai, materi tadi mungkin agak sedikit membosankan ketimbang materi
berikutnya yakni Radiobiologi. Lho, mana
Fisika-nya? Bila ditinjau dari namanya, Radiobiology
merupakan kependekan dari Radiation
Physics and Biology. Lagi – lagi bahasan Biologi ini diikutcampuri oleh sedikit
perhitungan dalam konsep Fisika. Setelah itu, giliran materi ketujuh yakni
Radioaktivitas dan Tracer yang membahas tentang peluruhan radioaktif dan waktu
paro, penentuan volum dengan metoda pengenceran, serta disinggung pula terkait
kinetika tracer dalam sel tanaman untuk menentukan fluks dalam kesetimbangan
walaupun dalam kuliah ini yang digunakan adalah ‘two-compartment model’. Lalu, sepertinya materi berikut dapat dikatakan
sebagai materi terakhir yaitu mengenai Aspek Fisis Telinga dan Pendengaran yang
bahasannya meliputi cepat rambat suara, intensitas suara, level intensitas,
anatomi telinga, dan proses hantaran bunyi. Semua itu lekat dengan berbagai
perhitungan dalam konsep Fisika. Namun jangan khawatir karena materi ini
sebenarnya tidak lagi asing setelah kita mempelajarinya di bangku sekolah
menengah. Sebetulnya ada materi kesembilan yakni Molekul dan Sel yang tidak
dibahas secara mendalam dan tidak diikutsertakan sebagai bahan pada ujian.
Sekarang,
perkenalkan dosen Biofisika yang pernah mengajar saya, yaitu Dr. Siti Nurul
Khotimah, M.Sc. yang akrab dipanggil bu Siti oleh mahasiswanya. Bu Siti memiliki
jabatan fungsional sebagai Lektor Kepala di Fakultas MIPA ITB. Pendidikan yang
telah ditempuhnya selama di bangku kuliah yakni Sarjana dari Institut Teknologi
Bandung (1985); Magister dari University of Tasmania, Australia (1992); dan
Doctor dari Institut Teknologi Bandung (2005). Jenjang kariernya yakni sebagai
pengajar pada Departemen Fisika, ITB (1986 – kini), Dewan Editor Kontribusi
Fisika Indonesia/KFI (1995 – 2001), Dewan Editor Indonesian Journal of Physics/IJP (2002 – kini), bendahara pada
Departemen Fisika (2003 – 2005), serta Kaprodi Magister Pengajaran Fisika.
Demikianlah
sedikit rasa yang dapat saya bagikan untuk pembaca. Selebihnya, kembali lagi
pada pilihan teman – teman yang mungkin tertarik untuk mengambil mata kuliah
Biofisika. Kamu akan merasakan sendiri rasa yang kamu dapatkan dan mengemasnya
dengan caramu, karena belajar itu beraneka rasa.
Semangaaaatttt!
Penulis: Patricia Padma (FI16)
0 komentar:
Post a Comment