FI2203 (Metode Pengukuran dan Pengolahan Data) merupakan mata kuliah
wajib di fisika pada semester 4. Saya akan menceritakan pengalaman diajar oleh
Bapak Mikrajuddin Abdullah dari sudut pandang saya. Diawal pertemuan dengan
beliau, beliau memberikan suatu sudut pandang berbeda yaitu kita kuliah tak
perlu membahas bahasan pada buku referensi (yaitu Alan S. Moris). Beliau
bilang, kalian semua orang pintar dan sangat mudah untuk memahami buku tersebut,
hal tersebut yang sering bapak ungkapkan di dalam kelas. Kata bapak, kalian
butuh membahas tentang persoalan-persoalan yang ada saat ini, karena pada buku
itu membahas persoalan-persoalan yaa sekitar tahun 90-an.
Bapak memiliki cara mengajar yang beda sendiri, mungkin bisa dibilang “freestyle”. Bagiku hal ini menarik,
karena bapak selalu membuka wawasan. Beliau selalu menekankan bahwa wawasan
tidak sebatas buku saja, melainkan beliau menjelaskan berbagai pengalaman yang
menarik. Tugas-tugas yang beliau berikan juga sangat membuka wawasan dan
langsung dari persoalan yang “real” . Contohnya seperti, membuktikan bahwa
rumah dibawah sutet aman atau tidakkah ? . Bagaimana cara mengukur kecepatan
aliran sungai cikapundung ? . Bagaimana mengecek daging yang “tiren” atau bukan
?. Bagaimana mengukur kecepatan aliran air di dalam suatu pipa ?. Lalu yang
selalu bapak tekankan ialah gunakan cara-cara yang tidak umum dan tidak standar
namun gunakan konsep fisika dasar saja, karena itu sudah cukup kata beliau.
Untuk perihal materi, bapak tidak terlalu menekankan per tiap bab.
Melainkan bapak menjelaskan yang sekiranya perlu saja. Yang sering bapak
jelaskan ialah tentang pengukuran. Melakukan prosedur pengukuran supaya sesuai
dengan nilai sebenarnya, ketepatan, keselamatan, paham suatu alat ukur dan
paham apa yang akan dilakukan dalam pengukuran. Bapak juga merupakan dosen yang
produktif dalam memposting jurnal-jurnal internasional. Bapak berpesan kepada
kita bahwa Indonesia terbatas dalam segi peralatan untuk riset-riset untuk itu
menurut bapak, riset bukan persoalan uang tapi persoalan mau tidaknya kita.
Menurut beliau, pengalaman lebih sulit didapatkan dibandingkan ilmu yang ada
pada buku.
Saran saya jikalau anda mengambil matkul yang diajar oleh beliau maka
hadirlah tiap pertemuan, karena banyak ilmu yang bisa diambil walaupun tidak
terlalu terpaku pada buku. Lalu kerjakan semua tugas yang bapak beri seaneh
apapun tugasnya. Lalu rajin-rajinlah bertanya, karena bapak selalu terbuka
untuk diskusi dan membuka sesi pertanyaan ditiap pertemuannya. Penilaian dari
bapak mungkin terlalu abstrak dan “ajaib” namun saya yakin itu merupakan
standar terbaik yang bapak beri. Tugas RBL juga lakukan dengan maksimal, karena
pesan dari kating-kating bahwa titik berat penilaian bapak pada RBL. Selain itu
untuk menunjang pemahaman konsep dan supaya ada bekal untuk mengerjakan soal
UTS dan UAS maka lakukanlah diskusi dengan mahasiswa yang diajar di kelas lain.
Di akhir penilaian, bilamana semua dilakukan dengan baik, maksimal, dan senang
hati maka ada “keajaiban nilai”. Maaf dari penulis bilamana terdapat banyak
salah dalam penyampaian. Dan intinya, untuk matkul ini lakukanlah dengan
maksimal dan dengan sepenuh hati !
0 komentar:
Post a Comment